Sabtu, 30 Juli 2016

Ditulis untuk diingat

Idealis, pikirku.
Sosok yang idealis ini sedang mengerjakan hal yang ada dalam realita, sedang mencoba menyingkirkan ego dalam diri untuk mencintai yang dia lakukan. It means, idealisme itu sebentar lagi -akan- runtuh (mungkin).
Menilik isi blog (menjerit), rupanya sosok itu kehilangan "jati diri" dalam beberapa tulisanya yang lalu. atau memang seperti itu jati dirinya?
ini hanya tulisan absurd, yang entahlah, kupikir menulis adalah salah satu caraku untuk menuangkan yang ada dalam pikiran.
Well, rupanya..
Perjalanan panjang selama 4 tahun di Yogyakarta rupanya telah memasuki babak grand final, dan siapa lawan terbesar disini? Diri sendiri.


Sabtu, 27 Desember 2014

Luka dan Rasa

      Aku tidak tahu perasaan apa yang terus-menerus mengusikku. Aku ada tapi tak kau anggap. Aku berusaha menyapa tapi kau tak menjawab. Aku perlahan mendekatimu tapi kau semakin menjauh dan memperlihatkan sikap acuhmu di depanku. Orang-orang di sekitar kita tak akan tau tapi aku bisa merasakan hal itu. Begitu berbeda perlakuanmu terhadapku. Aku mencoba menerka-nerka hal apa yang telah aku lakukan hingga kau bersikap seperti itu padaku? Apa aku begitu menyakitimu? Kita pernah dekat, bekerja sama, dan aku menghormatimu sebagai temanku, kakakku dan sebagai atasanku. Ketika aku diminta seseorang untuk melanjutkan, aku menolak. Aku takut semakin menyakitimu dan aku tidak tahan ketika kau mengacuhkanku seperti itu. Aku rindu, aku rindu sapaanmu padaku, aku rindu saat kau meminta bantuanku. Semestinya kau menyadari bahwa aku sangat ingin bisa berbagi cerita bersamamu lagi. Semestinya kau perlakukan aku sama seperti mereka, dengan senyumanmu menyapa mereka, aku iri dengan mereka. Merasa sakit hati mbak, jikalau memang aku menyakitimu, katakanlah mbak, apa yang telah aku lakukan dan apa yang harus aku lakukan? Aku hanya ingin kau menganggapku ada, aku hanya ingin kau menyambutku dengan sapaan dan senyum tulusmu mbak. Iya 'hanya' itu. Aku meminta maaf atas kesalahan yang tak kuketahui. Kuakui aku tak bisa menerka-nerka lagi apa salahku tapi aku juga tak bisa menahan perasaanku ketika kau mengacuhkanku. 
#sekedartulisan 

Sabtu, 15 November 2014

Dengarlah Sahabatku..

        Dengarlah sahabatku, aku ingin menceritakan sebuah kisah padamu .
Seorang sahabat pernah mengirimkan sebuah pesan yang penuh makna. Isi pesan itu adalah : "Sahabat, dengarkanlah sejenak.. Diriwayatkan bahwa : Apabila penghuni Surga telah masuk ke dalam Surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu di dunia, mereka bertanyatentang sahabat mereka itu kepada Allah swt.. "Yaa Rabb.. Kami tidak melihat sahabat-sahabat kami yang sewaktu di Dunia, Sholat bersama kami, Puasa bersama kami dan berjuang bersama kami, maka Allah swt berfirman : "Pergilah ke neraka, lalu keluarkan sahabatmu yang di hatinya ada Iman walaupun hanya sebesar dzarrah."(HR. Ibnul Mubarak dalam kitab "Az-Zuhd") Al-Hasan Al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat-sahabat Mu'min-mu , karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat." Ibnul Jauzi pernah berpesan kepada sahabat-sahabatnya sambil menangis, "Jika kalian tidak menemukan aku nanti di surga bersama kalian, maka bertanyalah kepada Allah ta'ala tentang aku, "Wahai Rabb kami.. Hamba-Mu fulan sewaktu di dunia selalu mengingatkan kami tentang Engkau. Maka masukkanlah dia bersama kami di Surga-Mu." 
        Sahabat itulah sebuah cerita singkat yang sedikit menyadarkanku tentang sesuatu, bahwa kita harus saling mengingatkan karena aku ingin meraih surgaNya bersamamu. Mengertilah, setiap kali aku melihat parasmu yang cantik, diam-diam aku berharap "Allah, sahabatku ini cantik, alangkah lebih mulianya ia ketika ia mengenakan jilbab syar'i, dan bersama-sama mendekat di jalanMu. Sungguh aku pernah merasa iri dan takut secara bersamaan, iri karena kamu memang cantik dan takut karena melihat kamu yang belum memakai jilbab. Maka mengertilah sahabatku, apa yang aku katakan padamu itu karena aku sayang padamu dan dalam doa yang diamini oleh rintik hujan itu aku berharap kita bisa bersama-sama memperbaiki diri, sungguh cantik itu bukan hanya secara fisik saja tetapi juga hati yang terdapat iman kita. Semoga Allah swt selalu melindungi dan menjaga kita sahabatku, perlahan semoga kamu bisa mengerti bahwa aku menyayangimu :)

Kamis, 06 November 2014

Celoteh Dalam 'Jarak'

Assalamu'alaykum :)
Bismillah, ini tulisan kedua Ifa setelah lama ngga update di blog. 
      Sahabat, sebenarnya apa yang dimaksud sahabat? Apakah Ia seseorang yang membuatmu nyaman untuk berbagi cerita atau ia seseorang yang selalu ada untukmu? Lantas bagaimana jika sahabat yang selalu ada di dekatmu itu sekarang terpisah oleh jarak? Apakah masih sempat bagi kita untuk bertukar cerita atau menyapa seperti dulu? Entahlah, aku tidak mengerti. 
    Ketika waktu menginginkan perpisahan itu, lantas jarak ini membuat kita semakin ber'jarak' pula. Aku tidak tahu kabarmu disana, mungkin sedikit terabaikan. Ketika kita bertemu pun rasanya telah berbeda, ada hal-hal kecil yang aku ceritakan dan kamu belum memahami begitupun sebaliknya. Lantas apa kamu bukan sahabatku lagi? Tidak, kamu tetap menjadi seseorang yang aku cari dalam sendiriku , kamu tetap seseorang yang aku rindukan dalam doaku. Perlahan kita akan mengerti kembali satu sama lain, karena tak ada yang berubah dalam diri kita. 
   Sebenarnya sejak kita 'jauh', tak ada lagi orang yang aku percaya sepertimu. Banyak orang didekatku dan kami saling bertukar cerita seperti yang kita lakukan dulu. Tapi hanya sebatas itu, aku belum bisa memupuk rasa percaya pada orang-orang 'baru'. Aku hanya bercerita dan percaya pada saudara-saudaraku dan kamu.
    Tapi ada kalanya aku merasa sendiri, jauh di perantauan, jauh dari saudara dan jauh darimu. Rasa sesak karena ingin pulang dan bertemu orang-orang yang aku cintai sering kurasakan, menangis adalah hal yang paling favorit buatku. Karena memaksa untuk bertemu sama saja menunda semua yang harus aku lakukan dan aku tak bisa karena banyak amanah disini. Aku meyakinkan diriku, bahwa aku tidak sendiri, kemudian menangis dan bersandar pada Allah . Kau tahu, sekarang aku tidak suka keramaian jika itu menjauhkanku dariNya karena hanya Dia yang membuatku tenang.
    Hai sahabat, kurasa banyak hal yang berubah dariku, banyak hal yang menyadarkanku disini, tentang bagaimana dan siapa aku. Tapi setiap bersamamu, aku masih sama seperti dulu, tak ada satupun yang berubah. Aku kembali menginjakkan kaki ke ranah masa lalu, seperti layaknya ABG , aku bisa tertawa lepas bersamamu.
    Banyak hal yang membuatku takut namun kemudian itulah yang sering ada didekatku. Kemudian hal yang aku sukai perlahan menjauh, sungguh aku tidak mengerti dengan kondisi ini. Hal yang aku sukai perlahan tak bisa ku gapai lagi, dan aku mulai menemukan kenyamanan pada setiap ketakutanku, bahkan aku merindukannya, ketakutan itu terlihat menakjubkan jika dihadapi. 
    Sahabat, aku  punya banyak cerita untukmu namun aku tahu ketika kita bertemu kurasa kita tidak akan menceritakan kisah kita masing-masing tapi kita akan membuat cerita baru bersama. Aku merindukanmu Ischan Afsita Varadela . Dalam 'jarak' yang semakin mendewasakan kita,  ada satu titik dimana kita akan bersua dalam ranah masa lalu, kembali bersama menapaki jejak baru untuk menatap masa depan masing-masing. Satu hal yang aku yakini, tak ada yang berubah jika aku bersamamu. 

Senin, 03 November 2014

Surat untuk Lelaki Tercinta

Mencoba menoleh ke belakang. Sisa-sisa kenangan yang menghambur menjadi satu, kilas balik dalam setiap waktu yang menemani perjalanan ini. Kau tahu, aku suka berpergian, karena dalam setiap perjalanan itu aku mengais-ngais kenangan masa lalu. Bukan, bukan karena aku rindu namun aku mensyukuri, berusaha untuk tidak melupakan. Betapa waktu cepat berlalu, kenangan itu masih sama, perlahan-lahan hal yang menyakitkan dahulu terasa jauh lebih indah sekarang. Perlahan-lahan ada rasa sesak setiap kali berhenti pada satu kenangan itu, satu kenangan yang telah melukai hati orang yang aku cintai dan sangat mencintaiku. Bapak.
Bapak, kalau boleh dan diijinkan, aku ingin berjalan-jalan berdua bersama bapak. Menikmati hembusan angin yang membawa ombak menuju ke tepian. Lalu kita berbagi cerita, dan disana aku ingin bapak mengetahui apa yang aku rasakan , aku pun ingin mengetahui tentang apa yang bapak rasakan. Hal itu terlihat sangat indah dalam angan. Sejenak aku menyadari, aku bukan lagi gadis kecil yang menangis meminta digendong tetapi meski begitu aku ingin kembali lagi menangis, aku ingin bapak menggenggam erat tanganku seperti waktu itu, ketika aku terbaring lemah tak berdaya. Bapak yang menggendongku, bapak yang gelisah melihatku sakit, bapak yang rela bolak-balik semarang jepara hanya untuk menjagaku bergantian dengan ibu. Aku tahu bapak tak tahan melihatku menangis meminta pulang, aku tau batin bapak sebenarnya tersiksa dan menginginkan hal yang sama denganku, aku tau bapak juga menangis sama seperti ibu tapi aku pun tau seorang bapak harus tetap tegar, harus menyimpan segala hal yang dirasakannya agar tak menambah kesedihanku.

Bapak, aku mulai beranjak dewasa, tentu aku ingin bercerita pada bapak tentang seseorang. Tentu aku ingin mengenalkannya pada bapak tentang orang itu. Tapi lidahku kelu, takut untuk berbicara dengan bapak, takut apabila bapak tidak suka dengan pilihanku. Bapak, sebenarnya aku tak akan bisa untuk membantah satu kata pun dari bapak dan ibu, apalagi sampai berbohong. Karena itu, aku ingin membuka hati dengan bapak, aku ingin memiliki waktu kita berdua seperti ketika aku bersama ibu. Kurasa akulah orang yang paling banyak melukai hati bapak, sungguh maafkan aku. Bapak, semoga Allah senantiasa memberi kesehatan pada bapak, cepat sembuh bapak, mbak ifa sayang bapak.  

Sabtu, 21 Juni 2014

21 Juni 2014

hai, lama sekali tak bersua dengan blog ini. Baiklah, malam ini aku kembali lagi kesini. 
Cinta, hal itu selalu membuat orang tertarik untuk membahasnya, mengkajinya, memahaminya. Mungkin cinta terlalu pelik, terlampau indah, hingga membuat candu. Allah, aku jatuh cinta, jika memang belum saatnya, jagalah hati ini hanya untukMu, jika memang benar maka mudahkanlah segala urusan ini. Memang benar, setan itu lemah tapi halus. Semua yang dikerjakannya selalu rapi, menyusup ke celah hati tanpa disadari dia telah memegang kendali. Hanya Allah yang sanggup menolong, hanya Allah , hanya Allah . 

Minggu, 17 Maret 2013

aroma hujan

Mengapa hujan memiliki aroma?
Kadang-kadang orang bisa merasakan wewangian, seperti wangi rumput segar yang baru dipotong setelah hujan. Apa yang menyebabkan wangi setelah hujan? Ada beberapa hal yang bisa menyababkan aroma hujan. Hal yang paling umum adalah uap minyak yang dikeluarkan oleh tanaman, bakteri dan bahan kimia.
Bakteri yang menyebabkan aroma hujan adalah bakteeri Actinomycetes, sebuah bakteri berserabut yang hidup di tanah yang lembab dan hangat dan dapat dijumpaidi berbagai negara di seluruh dunia. Ketika tanah mngering, bakteri menghasilkan spora. Ketika hujan, air yang menetes ke tanah membuat spora itu terangkat ke udara dan terhirup manusia. Karena spora itu mempunyai wangi yang khas, manusia yang menghirupnya pun merasakan aroma.  Aroma yang dihasilkan bakteri ini akan sangat terasa ketika hujan diikuti oleh kondisi terik.
Aroma yang serupa juga dihasilkan oleh uap minyak yang dikeluarkan tanaman. Minyak dari tanaman itu menempel di tanah dan batu. Air hujan akan bereaksi dengan minyak tersebut sehingga terbawa ke udara dalam bentuk gas dan tercium oleh manusia.
Aroma hujan tidak selalu enak. Aroma hujan yang diakibatkan oleh asam di atmosfer menghasilkan wangi yang tidak enak. Bahan kimia hasil polusi udara yang ada membuat hujan bersifat asam. Ketika hujan ini bereaksi dengan bahan organik atau bahan kimia lain di tanah, muncullah aroma. Reaksi dengan bensin bisa membuat aroma lebih kuat. Hujan seperti ini sering terjadi di daerah berpolusi tinggi.